Pilih Laman

tulisanku kali ini akan mencoba membahas mengenai kekerasan pada anak

mengapa aku tertarik dengan tema ini?

jujur masa kecilku gak sebahagia Sae seperti sekarang. aku terlahir dengan tujuh saudara lainnya dan aku paling bungsu. banyak berpendapat bungsu itu pasti di manja, apa aja diturutin, ini itu hayuk! SALAH!!
justru aku banyak di lecehkan oleh kakak-kakakku karena menurut mereka aku paling kecil jadi bisa diapaian aja, dan aku juga banyak mendapat “hadiah” dari orangtuaku

hadiah?? yuppppzzz..
tapi bukan sesuatu yang bisa aku banggakan

dari aku kecil aku udah mengenal yang namanya dicubit pahanya sampai biru, dipukul tangannya dengan menggunakan sapu lidi, dipukul lengan tangan dan kaki serta pantat dengan kemoceng/bulu ayam, ikat pinggang, gagang sapu sampai patah, bahkan gayung air dan juga pernah diguyur di kamar mandi

sakit? PASTI!!

aku gak tahu seberapa bandelnya pada saat itu, tapi secara fisik sakit itu akan hilang dengan sendirinya, ia bisa diobati dengan obat yang bisa kita beli di warung sekalipun, namun luka di hati selalu berbekas sampai hari ini

untuk itu aku gak mau menjadi orangtua seperti mereka

aku juga paham cara mendidik anak itu kan beda-beda, mungkin orangtuaku memilih untuk seperti itu tapi mudah-mudahan aku dan suami sebisa mungkin gak melakukan hal yang sama seperti mereka

dan sampai saat ini aku gak pernah melakukan itu semua ke Sae seujung jaripun (dan mudah-mudahan jangan pernah). karena aku tahu betapa sakit dan dalamnya ketika diperlakukan seperti itu..

tahukah apa akibatnya pada diriku? aku tumbuh sebagai seseorang yang keras kepala, aku tidak bisa ditolak (oke, ada beberapa yang bisa kuterima apabila alasannya tepat), sangat protektif pada diri sendiri dan aku sangat keras pada diriku sendiri supaya tidak melakukan kesalahan-kesalahan, karena di lintas kepala kalau aku melakukan kesalahan aku akan dihukum. tapi selebihnya kepribadianku menyenangkan kok, hehehehe

tapi kekerasan itu bukan selalu menggunakan fisik, komentar yang kurang baik juga udah merupakan masuk dalam kategori kekerasan

oia, ada tips buat orangtua.. kalau sedang berantem atau adu mulut atau dengan kekerasan fisik sekalipun tolong jangan di depan anak-anak, karena anak mampu merekam dengan jelas apa yang orangtuanya lakukan. dari mulai dia memperagakan sampai kalau si anak udah bisa bicara, ia akan memberitahukan kepada orang lain dengan bahasa mereka. yang ada si anak akan selalu melihat kesalahan dari orangtuanya, entah salah satunya atau bahkan keduanya karena mereka saling menyakiti satu sama lain

jadi intinya kalau lagi berantem atau adu mulut atau dengan kekerasan fisik sekalipun, tolong jangan di depan anak-anak yaa..

aku adalah salah satu korbannya.